KATA
PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB
II KAJIAN TEORIKA............................................................................ 2
A. Pentingnya MSDM.............................................................................. 2
B. Pengertian manajemen sumber daya manusia...................................... 2
C. Komponen MSDM............................................................................. 17
D. Peranan MSDM................................................................................... 2
E. Perkembangan MSDM......................................................................... 2
F. Metode pendekatan MSDM ................................................................
G. Fungsi MSDM.................................................................................... 17
BAB
III PENUTUP.......................................................................................... 17
A. Kesimpulan......................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak terlepas dari
aktivitasnya. Setiap aktivitas yang dilakukan pastinya berbeda antara satu
dengan yang lain. Mereka mempunyai metode/cara tersendiri untuk menyelesaikan
aktivitas tersebut. Tidak beda halnya dengan sebuah ilmu pengetahuan, dalam
mempelajarinya juga mempunyai metode-metode untuk memperoleh ilmu tersebut.
Dalam hal ini, pembahasan yang dibahas adalah tentang sosiologi.
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara
bersosialisasi/berteman. Untuk itu, ada beberapa metode yang digunakan yang
berfungsi untuk mempermudah seseorang mengetahui/melakukan penelitian
sosiologi. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa saja metode dalam sosiologi,
akan dibahas pada bab selanjutnya di bawah ini..
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian di atas, dapat ditarik beberapa pertanyaan yang berkenaan tentang metode
dalam sosiologi, diantaranya adalah apa itu metode?, metode apa saja yang ada
dalam sosiologi?, dan apa pentingnya metode berpikir ilmiah?.
BAB
II
KAJIAN TEORIKA
A.
PENGERTIAN
METODE
Metode berasal dari kata “methodos” yang terdiri dari kata “metha” yaitu
melewati, menempuh atau melalui dan kata “hodos” yang berarti cara atau jalan.
Metode artinya cara atau jalan yang akan dilalui atau ditempuh. Sedangkan
menurut istilah metode ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai
sebuah tujuan.[1]
Dalam bahasa Jerman, metode disebut dengan methodica yang
artinya ajaran tentang metode, sedangkan dalam bahasa Yunani disebut metodhos
artinya jalan yang dalam bahasa arab disebut thariq.[2] Di
samping itu ada beberapa para ahli yang mengungkapkan tentang pengertian metode
yang telah dipublikasikan dalam “Eurekapendidikan.Com/2014/10”, diantaranya
adalah:
a.
Menurut Hidayat,
kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara.
Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam
meraih sesuatu yang diinginkan.
b.
Menurut Heri
Rahyub, metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar
aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.
c.
Menurut Hamid
Darmadi, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan.
d.
Menurut Sri
Anitah dan Yetti Supriyati, metode adalah suatu cara yang teratur atau yang
telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu.[3]
Ada dua hal penting dalam metode yaitu cara dalam melakukan sesuatu
dan sebuah rencana dalam pelaksanaannya. Adapun fungsinya sebagai alat untuk
mencapai sebuah tujuan. Jadi dari defenisi-defenisi di atas dapat dijelaskan bahwa
metode adalah jalan/cara yang akan ditempuh sebelum melakukan sesuatu hal
sehingga sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
Metode
terbagi menjadi dua, yaitu metode ilmiah dan metode non ilmiah. Yang dimaksud
dengan metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan
kebenaran suatu teori atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan.
Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan
struktur metode ilmiah, diantaranya adalah: Perumusan masalah, penyusunan
kerangka berpikir atau dasar teori, penarikan hipotesis, eksperimen atau
percobaan, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Ciri-ciri dari pada metode
ilmiah adalah adanya masalah, data yang valid/sah, diproses secara rasional dan
sistematis, dapat diuji, dan ada objek empiris/jelas.[4]
Sedangkan
metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah.
Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir
atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu
dapat dibuktikan kebenarannya.
Untuk
penemuan non ilmiah ada beberapa pendekatan yang banyak digunakan, yaitu;
pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (Trial
and Error), metode a priori dan sebagainya.[5]
Penelitian non ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang
dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan
muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak
ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.[6]
Jadi
dapat dijelaskan bahwa metode ilmiah adalah cara untuk menunjukkan sebuah
kebenaran, yang buktinya dapat dipertanggungjawabkan dan bersifat objektif,
sedangkan untuk menunjukkan kebenaran non ilmiah hanya melalui pikiran saja,
belum tentu dapat dibuktikan secara langsung, karena ia bisa ditemukan melalui
intuisi, kebetulan, ataupun try and error yang sifatnya subjektif.
B.
METODE-METODE DALAM
SOSIOLOGI
Dalam mempelajari ilmu sosiologi ini, metode yang digunakan adalah
metode ilmiah. Dalam metode ilmiah terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
1.
Pendekatan
kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah metode kerja ilmiah yang mengutamakan
bahan atau informasi yang nantinya akan diuji berdasarkan tingkat kualitas
data. Dengan pendekatan ini sukar didapat indicator atau skala pengukuran
berdasarkan angka-angka yang bersifat eksak (tepat dan pasti). Pendekatan ini
diawali dengan melihat fenomena-realita-fakta-dan data, merumuskan masalah,
merumuskan fokus, mencari data yang terkait, analisis data, validitas data, dan
menemukan kebenaran.[7]
Alat-alat yang digunakan dalam pendekatan kualitatif ini adalah.
a.
Wawancara
(interview) yaitu metode Tanya jawab antara pelajar dan responden.
b.
Pertanyaan
(questionnary) yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan
angket atau polling kepada objek yang dipelajari yang dalam hal ini adalah
responden.
c.
Daftar pertanyaan
yaitu alat penelitian yang berupa pertanyaan yang ditunjukan kepada responden
d.
Participant
observer study, yaitu metode penelitian dimana peneliti ikut melibatkan diri
dalam kehidupan masyarakat yang diteliti tetapi ia tidak mempengaruhi kehidupan
masyarakat yang diteliti.
Dalam pendekatan ini, terdapat beberapa metode untuk menerapkannya,
diantaranya adalah:
a.
Metode historis
menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan
prinsip-prinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat
revolus (secara umum) akan mempergunakan bahan sejarah untuk meneliti
revolusi-revolusi penting yang terjadi masa silam.
b.
Metode
komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta
bidang-bidangnya untuk memperoleh persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
serta sebab-sebabnya, perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan bertujuan
untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku pada masyarakat masa
silam dan masa sekarang, dan juga masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban
yang berbeda atau yang sama.
c.
Metode studi
kasus (case study) bertujuan mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala
nyata dalam kehidupan masyarakat. Study kasus dapat digunakan untuk menelaah
suatu keadaan,kelompok masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun
individu. Dasarnya adalah bahwa penalaah suatu persoalan khusus yang merupakan
gejala umum dari persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum.
Alat-alat yang dipergunakan oleh metode study kasus adalah misalnya wawancara
(interview), pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), dari fakta
pertanyaan-pertanyaan (schedules), participant observer technique, dan
lain-lain. Teknik wawancara sering kali dipakai apabila diperlukan data penting
dari masyarakat lain. Teknik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun
dan secara tersusun. Pada yang pertama penyelidik menyerahkan pembicaraan
kepada orang yang di ajak wawancara, sedangkan pada yang terakhir penyelidik
yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan teknik tersebuk,penyelidik harus
sadar bahwa apa yang di kemukakan oleh yang di ajak wawancara, paling tidak
terpengaruhi oleh kehadirannya. Pada teknik questionaires, telah dibuat
pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan. Teknik tersebut hampir sama dengan
schedules dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan-pertanyaan yang
telah disusun terlebih dahulu.
Dalam
participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan
sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya.dalam hal ini
penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak mempengaruhi pola-pola
kehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya.[8]
d.
Metode Survei
Lapangan adalah metode yang digunakan dengan cara turun secara langsung kedalam
lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data.
e.
Metode
Pertisipasi adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian
secara mendalam terhadap suatu kelompok tertentu. Agar mendapatkan data dengan
metode ini, Peneliti harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat/kelompok yang
diamati.
f.
Metode Empiris
adalah metode yang menggunakan fakta yang telah terjadi dalam masyarakat untuk
mendapatkan data.
g.
Metode
Rasionalistis adalah metode yang menggunakan akal sehat untuk menemukan dan
meninjau masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
h.
Metode
Fungsionalisme adalah metode yang digunakan untuk menilai bagaimana fungsi
suatu lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
i.
Metode Studi
Pustaka adalah metode yang memanfaatkan berbagai literatur dan buku untuk mendapatkan
suatu data. Metode ini tidak memerlukan banyak biaya karena dapat memanfaatkan
perpustakaan untuk mendapatkan banyak sumber. Namun peneliti harus memiliki
kemampuan untuk mencari buku – buku yang memang sesuai dengan topik yang akan
dibahas.[9]
2.
Pendekatan
kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan
bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti
dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table, dan formula-formula
yang semua mempergunakan ilmu pasti atau matematika.[10] Pendekatan
ini diawali dengan teori, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mencari
data yang terkait, pembuktian hipotesis, dan menemukan kebenaran. Alat yang
sering digunakan dalam pendekatan ini adalah angket.
Untuk melakukan atau mencari data dalam pendekatan ini, maka metode
yang sering digunakan adalah metode statistik. Metode statistik bertujuan
menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini dihasilkan suatu teknik yang dinamakan
sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Sociometry
mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempeljari hubungan
antarmanusia dan masyarakat, jadi sociometry adalah himpunan konsep-konsep dan
metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan
secara kuantitatif.[11]
Jadi dapat dijelaskan bahwa dalam pendekatan dalam sosiologi ada
dua yaitu pendekatan kualitatif yang mengutamakan kualitas, yang dilakukan
dengan beberapa metode seperti metode historis, komparatif, studi kasus, survei
lapangan, dll. Sedangkan pendekatan kuantitatif lebih kepada jumlah berbentuk
angka, yang sering dilakukan dengan metode statistik.
C.
PENTINGNYA
METODE BERPIKIR ILMIAH
Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang
didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu pengetahuan
baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui kerangka kerja ilmiah,
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu, tercantum
dalam apa yang dinamakan metode ilmiah.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu
pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab
tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ilmuwan
guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang akan
mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.
Seperti diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang
menghasilkan pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara
bekerja pikiran, dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus
mengupdate pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya.
Keunggulan metode ilmiah, yaitu: Mencintai kebenaran obyektif,
bersifat adil, hidup bahagia, kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari
secara terus menerus, dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti,
dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat
pernyataan yang benar menurut ilmiah.
Kelemahan Metode Ilmiah, yaitu: Metode ilmiah tidak mungkin bisa
menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib),
dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran, dan timbangan yang jelas,
terlalu bergantung pada objek yang ada, dan membutuhkan waktu yang lama, karena
penelitian dilakukan secara berulang.[12]
Jadi dapat dijelaskan bahwa pentingnya metode berpikir ilmiah
adalah cara untuk memperoleh ilmu yang valid dan dapat dipercaya kebenarannya
melalui kerja ilmiah, serta manusia bisa terus mengupdate pengetahuan,
menggali, dan mengembangkannya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1.
Metode adalah
jalan/cara yang akan ditempuh sebelum melakukan sesuatu hal sehingga sampai
pada tujuan yang ingin dicapai. Metode ada dua bagian yaitu metode ilmiah yang
merupakan cara untuk menunjukkan sebuah kebenaran, yang buktinya dapat
dipertanggungjawabkan dan bersifat objektif, sedangkan untuk menunjukkan
kebenaran non ilmiah hanya melalui pikiran saja, belum tentu dapat dibuktikan
secara langsung, karena ia bisa ditemukan melalui intuisi, kebetulan, ataupun
try and error yang sifatnya subjektif.
2.
Dalam
sosiologi, metode yang digunakan adalah metode ilmiah. Metode ini menggunakan
dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif yang mengutamakan kualitasnya, dan
pendekatan kuantitatif yang lebih kepada jumlah berbentuk angka.
Pendekatan-pendekatan ini memiliki beberapa metode dalam menerapkannya. Adapun
metode dalam pendekatan kualitatif adalah metode historis, komparatif, survei
lapangan, dll. Sedangkan metode dalam pendekatan kuantitatif adalah metode
statistik.
3.
Pentingnya
metode berpikir ilmiah adalah cara untuk memperoleh ilmu yang valid dan dapat
dipercaya kebenarannya melalui kerja ilmiah, serta manusia bisa terus
mengupdate pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya.
B.
SARAN
Berdasarkan hasil makalah yang dibuat ini, semoga bermanfaat bagi
pribadi sendiri. Di samping itu, semoga dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
yang masih dalam fase belajar, serta mempermudah mahasiswa dalam memahami
sebuah metode, sehingga dapat difungsikan dalam perkuliahannya sehari-hari.
Jauh sebelumnya, telah disadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna,
untuk itu kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam perbaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hasanuddin,1996,
Hukum Dakwah, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya.
Setiadi, Elly M, dan Usman Kolip, 2011, Pengantar Sosiologi
Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan
Pemecahannya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto,
Suryono, 2005, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
WEB SITE
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-metode-dan-metodologi-menurut-para-ahli.html
[1] http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-metode-dan-metodologi-menurut-para-ahli.html,
diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[3]http://www.eurekapendidikan.com/2014/10/definisi-metode-menurut-para-ahli.html, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[4]http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/04/metode-ilmiah-dan-metode-non-ilmiah.html, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[5]http://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2015/04/metode-ilmiah-dan-metode-non-ilmiah.html, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[6]http://forces.lk.ipb.ac.id/2010/08/22/ilmiah-dan-non-ilmiah/, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45
WIB
[7] Setiadi, Elly
M, dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011), hal. 27
[8] Soekanto,
Suryono, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2005), hal. 43
[9]
http://www.softilmu.com/2015/02/Metode-Metode-Penelitian-Sosiologi-Adalah.html, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[10]
Soekanto,
Suryono, Sosiologi suatu Pengantar, ..., hal. 44
[11] Ibid
[12]http://faradinaintan.blogspot.co.id/2013/04/peran-metode-ilmiah-dalam-perkembangan_2.html, diakses pada
tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB