Friday, June 10, 2016

Makalah Teknik Monitoring dan Evaluasi Dakwah


SUBSTANSI KEGIATAN DAKWAH ISLAM

A.  Pengantar
       Dakwah Islam merupakan sebuah kegiatan menyeru, mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk amar ma’ruf dan nahi munkar. Dalam prakteknya pelaksanaan kegiatan dakwah memerlukan perencanaan yang matang demi tercapainya target dari kegiatan dakwah tersebut.

B.  Pembahasan
              I.          Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan[1].Secara terminologis pengertian dakwah ialah ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sedangkan definisi dakwah menurut para ulama ialah sebagai berikut:
1.      Ali makhfudh dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” menegaskan bahwa dakwah adalah usaha mendorong manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.      Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa dakwah itu ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana agar menaati ajaran-ajaran Allah yaitu islam termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.[2]


           II.          Pengertian Islam
Secara harfiah, islam bentuk lain dari kata aslama merujuk pada sebuah ayat berikut, berarti “menyerahkan diri/jiwa kepada..” yakni QS 2:122 yang artinya:

112. “(tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Atau berarti “menaati” dengan tulus hati/mengikhlaskan kepada kebenaran” sesuai dengan ayat QS 72:14

      14. “dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”

Pemakaian terma islam untuk sebuah nama agama, menuntut adanya aturan-aturan formal sebagai predikat sehingga dapat diidentifikasi perilaku tertentu mana dan sikap jiwa tertentu mana yang mncerminkan
Aktualisasi agama islam dan yang bukan merupakan pencerminan darinya. Pada umumnya islam dimengerti hanya sebagai nama untuk sebuah agama, yaitu agama yang telah “terorganisasikan”, agama formal atau agama mapan. Sebagai nama agama, islam menunjuk pada ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. untuk membimbing umat manusia. Bukan Cuma untuk umat tertentu. Hal itu karena Nabi Muhammad S.A.W. adalah utusan Allah SWT yang paling akhir, yang setelah kewafatannya, Tuhan tidak pernah mengutus siapapun untuk menyempaikan risalahnya, kecuali penerus risalah Nabi Muhammad S.A.W. tersebut. Sebelum menjadi nama untuk keyakinan dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. islam diyakini oleh umat islam sebagai keyakinan dan ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as. Nabi Muhammad diyakini tidak membawa ajaran agama baru, karena pada dasarnya agama islam yang dibawanya adalah juga ajaran yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi ibrahim a.s dan bahkan juga nabi dan rasul sebelumnya.[3]
                                                                                                    
        III.          Substansi Kegiatan Dakwah Islam
     Ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam rangka pelaksanaan kegiatan dakwah, yaitu:
1)   Memberikan penjelasan secara kompherensif kepada seluruh elemen dakwah yang ada dalam organisasi dakwah
2)   Menumbuhkan kesadaran bagi setiap pelaku dakwah untuk menyadari, memahami dan menerima baik tujuan yang telah ditetapkan
3)   Setiap pelaku dakwah paham terhadap struktur organisasi yang dibentuk
4)   Memperlakukan bawahan dengan baik dan memberikan penghargaan yang diiringi dengan bimbingan dan petunjuk untuk semua anggotanya.

Oleh karena itu pemimpin dakwah sangat menentukan warna dari kegiatan tersebut. Karena pemimpin dakwah harus mampu mengoptimalkan semua anggotanya melalui 4 kunci dari pelaksanaan kegiatan dakwah islam tersebut, yakni[4]:

1)   Pemberian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khusunya kepada bawahan atau pengikut. Motivasi mmempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semuaa kemmapuan dan ketrampilannyauntuk mewujudkan tujuan organisasi.[5] Dengan demikian motivasi merupakan dinamisator bagi para elemen dakwah yang secara ikhlas dapat merasakan bahwa pekerjaan itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. [6]
Untuk lebih jauh memahami pengertian dan hakikat motivasi dalam sebuah organisasi, maka ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya motivasi, yaitu:
a)    Adanya proses kerjasama antara pemimpin dan bawahan
b)   Terjadinya proses interaksi antara bawahan dan orang lain yang diperhatikan, diarahkan, dibina dan dikembangkan, tetapi ada juga yang dipaksakan agar tindakan dan perilaku bawahan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pemimpin.
c)    Adanya perilaku yang dilakukan oleh para anggota berjalan sesuai dengan sistem nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
d)   Adanya perbedaan perilaku yang ditampilkan oleh para anggota dengan latar belakang dan dorongan yang berbeda-beda.

Jadi, motivasi itu merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antarsikap, kebutuhan persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.[7]


2)   Melakukan Bimbingan
Bimbingan di sini dapat diartikan sebagai tindakan pimpinan dakwah yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas dakwah sesuai dengan rencana ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dalam proses pelaksanaan aktivitas dakwah itu masih banyak hal-hal yang harus diberikan sebagai sebuah arahan atau bimbingan. Hal ini dimaksudkan untuk membimbing para elemen dakkwah yang terkait guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan untuk menghindari kemacetan atau penyimpangan. Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh pemimpin dakwah, karena mereka yang lebih banyak mengetahui kebijakan organisasi, yakni akan dibawa kemana arah organisasi.
Adapun komponen dakwah yang dapat membantu da’i dalam melaksanakan perannya serta mengatasi permasalahan dalam menjalankan tugasnya adalah:
a)    Memberikan perhatian terhadap setiap perkembangan para anggotanya. Ini merupakan prinsip yang mendasar dari sebuah bimbingan , dimana diharapkan para pemimpin dakwah memiliki perhatian yang sungguh-sungguh mengenai perkembangan pribadi serta kemajuan anggotanya.
b)   Memberikan nasihat yang berkaitan dengan tugas dakwah yang bersifat membantu, yaitu dengan memmberikan saran mengenai strategi dakwah yang diiringi dengan alternatif-alternatif tugas dakwah dengan membagi pengetahuan.
c)    Memberikan sebuah dorongan , ini bisa berbentuk dengan mengikutsertakan ke dalam program pelatihan-pelatihan yang relevan. Bimbingan ini bisa dengan memberikan informasi mengenai peluang pelatihan, serta pengembangan yang relevan atau dalam bentuk memberikan sebuah pengalaman yang akan memmbatu tugas selanjutnya.
d)   Memberikan bantuan atau bimbingan kepada semua elemen dakwah untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan dan strategi perencanaan yang penting dalam rangka perbaikan efektivitas unit organisasi.

3)   Penyelenggaraan Komunikasi
Dalam pelaksanaan dakwah komunikasi merupakan sesuatu yang sangat berperan penting karena tanpa komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan pelkasana dakwah, maka pola hubungan dalam sebuah organisasi dakwah akan mandek, sebab komunikasi akan mempengaruhiseluruh sendi organisasi dakwah.
Kinerja komunikasi sangat penting dalam sebuah organisasi dakwah. Adapun manfaat dari penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana yang efektif dalam sebuah organisasi adalah:
a)    Komunikasi dapat menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
b)   Komunikasi menempatkan orang-orang untuk terlibat dalam organisasi, yaitu dengan meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
c)    Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara atasan dan bawahan, mitra, orang-orang di luar organisasi dan di dalam organisasi.
d)   Menolong orang-orang untuk mengerti perubahan.

4)   Menjalin Hubungan
Organisasi dakwah adalah sebuah organisasi merupakan sebuah organaisasi yang berbentuk sebuah tim atau kelompok dimana semua kegiatannya akan bersentuhan langsung dengan para anggotanya. Definisi dari sebuah tim adalah sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi ke arah tujuan yang sama. Untuk itu diperlukan sebuah jalinan hubungan yang harmonis antara semua elemen yang terkait dalam aktivitas dakwah.
Beberapa alasan mengapa sebuah hubungan diperlukan dalam suatu kelompok, anatara lain ialah:
a)    Keamanan
Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu  dapat mengurangi rasa kecemasan, akan merasa lebih kuat, perasaan ragu akan terkurangi, dan akan lebih tahan terhadap ancaman bila mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.

b)   Status
Termasuk dalam hubungan kelompok yang dipandang penting oleh orang lain memberikan sebuah perasaan berharga yang mnegikat pada anggota-anggota kelompok itu sendiri.

c)    Pertalian
Hubungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dengan interaksi yang teratur yang mengiringi hubungan tersebut.

d)   Kekuasaan
Apa yang tidak dapat diperoleh secara individual sering menjadi mungkin lewat tim, ada kekuatan dengan sebuah tim.

e)    Prestasi baik
Ketika diperlakukan lebih dari satu orang untuk mencapai suatu tugas tertentu, maka ada kebutuhan untuk mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuatan agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan, sehingga dalam kepentingan sebuah manajemen akan menggunakan suatu tim formal.

C.  Tujuan Kegiatan Dakwah Islam
a.       Memanggil kita pada syariat, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan, rumah tangga, masyarakat dan sebagainya
b.      Memanggil kita pada fungsi hidup sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang luas yang berisikan manusia secara heterogen, bermacam karakter, pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas manusia
c.       Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah Allah.[8]

d.      Manfaat Kegiatan Dakwah Islam
Kegiatan dakwah atau penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah ini, pimpinan menggerakkan semua elemen organisasi untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas dakwah yang telah direncanakan, dan dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir, di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku dakwah. Selanjutnya dari sini juga proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian atau penilaian akan berfungsi secara efektif.

e.       Kesimpulan
dakwah ialah ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat atau bisa juga dikatakan sebagai kegiatan menyeru, mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk menerjakan amar ma’ruf dan nahi munkar baik muslim maupun non muslim.
            Substansi kegiatan dakwah islam ialah:
1)      Pemberian Motivasi
2)      Melakukan Bimbingan
3)      Penyelenggaraan Komunikasi
4)      Menjalin Hubungan
Tujuan kegiatan dakwah adalah untuk memanggil kita kepada syari’at, pada fungsi hidup sebagai hamba Allah, dan memanggil kita pada tujuan hidup yang hakiki.
Manfaat dari pengadaan kegiatan dakwah selain berupa efek dakwah yang akan dirasakan oleh mad’u ialah terjalinnya hubungan antara pemimpin dengan bawahan dalam organisasi tersebut melalui substansi-substansi kegiatan dakwah yaitu proses pemberian motivasi, bimbingan, komunikasi dan penjalinan hubungan.






















DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S.P Malayu. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta. Bumi Aksara.
Ilahi, Wahyu.dan Munir. Manajemen dakwah.Jakarrta: Prenada media group.
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar ilmu dakwah. Jakarta: Rajawali pers.
Ilahi, wahyu. Harjani Hefni. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta. Kencana
Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. Raja Grafindo.




[1] Wahidin Saputra. Pengantar ilmu dakwah. Rajawali pers. 2011.Jakarta., hlm 1.
[2] Wahyu Ilahi dan M.Munir, Manajemen dakwah, hlm 20.
[3] Ibid, wahidin Saputra, hlm 81
[4] Ibid, M. Nur. Wahyu Ilahi,hlm 140
[5] Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. 2011. Jakarta. Bumi Aksara. Hlm, 216.
[6] Ibid,wahyu ilahi, hlm 141
[7] Ibid, wahyu ilahi, hlm 142
[8] Ibid. Wahyu ilahi, hlm 88

Tuesday, June 7, 2016

Pengambilan Keputusan

#Defenisi Masalah
        masalah adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah. identifikasi masalah hingga rekomendasi dan pengambilan keputusan.

#Keputusan dan ilmu perilaku organisasi
#Tahap-tahap pengambilan keputusan
   1. identifikasi masalah
   2. membuat daftar masalah
   3. identifikasi dari setiap masdalah dengan tujuan untuk memperoleh gambaran        secara lebih tajam
   4. memetakan masalah tersebut sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
   5. memastikan kembali alat uji tersebut telah esuai dengan kaedah-kaedah pada umumnya.

                 menurut SIMON (1960) "pengambilan keputuan terbagi dalam 4 tahap.
          1. intelegency
          2. design
          3. choice
          4. inplementasi

#Proses pengambilan keputusan
       1. mengidentifikasi masalah
       2. mengidentifikasi kiteria keputusan
       3. memberi bobot pada kiteria
       4. mengembangkan alternatif-alternatif
       5. menganalisis alternatif
       6. memilih satu alternatif
       7. menglaksanakan alternatif tersebut
       8. mengevaluasi efektifitas keputusan

#Perubahan dalam keputusan
       1. incremental changes:
                 perubbahan keputuan yang dapat ditafsirkan atau diperkirakan persentasenya yang akan terjadi dimasa depan berdasarkan data-data yang terjadi dimasa lalu

       2. Turbulance change:
                 merupakan pengembalian keputusan dalam keadaan yang sulit diperkirakan

#Pengembalian keputusan dalam berbagi kondisi
       1. kondisi pasti
       2. kondisi tidak pasti
       3. kondisi konflik

Saturday, June 4, 2016

PENEGERTIAN PERENCANAAN TEKNIK MONITORING dan EVALUASI DAKWAH


BAB    I
PENDAHULUAN
        
      1.Latar Belakang Masalah
Pada saat ini dakwah banyak dilakukan oleh para da’i yang merupakan  kewajiban seluruh umat islam tanpa terkecuali baik itu muslim laki-laki atau perempuan diwajibkan untuk berdakwah baik itu sesama muslim maupun berbeda agama.dakwah saat ini banyak dikembangkan baik melalui media maupun melalui lainnya. Da’i juga perlu sebuah rancangan rencana untuk sebuah kegiatan yang akan dilakukan agar materi tersebut  dapat  diterima oleh mad’u atau sasaran dakwah. Rencana bukan saja digunakan dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau dibadan pemerintahan saja akan tetapi perencanaan dapat dibutuhkan dalam kegiatan dakwah agar para da’i dapat mencapai tujuan akhir dakwah yaitu kebahagiaan  didunia dan diakhirat.
Namun tidak semua perencanaan begitu mulus dalam mencapai tujuan karena ada rintangan-rintangan yang akan dihadapi dalam menjalankan rencana maka dalam hal ini sangat diperlukan  monitoring dan evaluasi, karena monitoring  dan evaluasi bertujuan untuk meninjau rencana tersebut unutuk diberi penilaian terhadap kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu sebagai mahasiswa fakultas dakwah untuk mengetahui apa itu perencanaan, monitoring dan evaluasi yang akan dibahas.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian perencanaan dakwah
1.      Pengertian perencanaan.
Perencanaan menurut para ahli, perencanaan ini diproses oleh perencanaan hasilnya menjadi rencana. Perencanaan merupakan proses untuk menentukan rencana. Produk dari perencanaan adalah rencana. Perencanaan menurut louis
a.       Allen ialah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut komaruddin perencanaan adalah suatu proses yang menetapkan lebih dahulu  kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan selama periode waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan perencanaan merupakan pekerjaan untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur  dan program yang  diperlukan untuk mencapai keinginan dimasa yang akan datang.

2.      Pengertian perencanaan dakwah
Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses pemikiran atau usaha sadar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dengan prosedur dan metode pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dakwah.
3.      Langkah-langkah perencanaan dakwah yang harus dilakukan:
 menurut stoner dalam agus sabardi (2000:55). Perencanaan merupakan kegiatan yang terbagi dalam empat tahap dan berlaku untuk semua kegiatan perencanaan pada unsur organisasi. Tahap-tahap perencanaan sebagai berikut:
a.       Menetap tujuan atau serangkaian tujuan perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang apa-apa saja yang akan dibutuhkan oleh organisasi atau kelompok kerja. Tanparumusan tujuan yang jelas, organisasi  akan menggunakan sumberdayanya secara tidak efektif.
b.      Merumuskan keadaan sekarang pemahaman tentang posisi organisasi dari tujuan yang hendak dicapai atau sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya dengan menganalisis kondisi organisasi saat ini, rencana kegiatan selanjutnya. Tahap ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.
c.       Identifikasi segala kemudahan dan hambatan segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor dari lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi dalam mencapai  tujuannya, atau mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi diwaktu mendatang adalah bagian esensi (pokok) dari proses perencanaan.
d.      Mengembangkan serangkaian kegiatan tahap terakhir dalam proses perencanan meliputi pengembangan berbagai alternative kegiatan untuk mencapai tujuan, evaluasi alternatif tersebut dan pemilihan alternative terbaik diantara alternative-alternative yang ada untuk mencapai tujuan.

Manfaat dari perencanaan dakwah antara lain:
a.       Dapat memberikan batasan tujuan dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal.
b.      Menghindari penggunaan secara sporadic sumber daya manusia dan benturan aktivitas dakwah yang tumpah tindih.
c.       Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap problem dakwah.
d.      Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara baik.
e.       Dapat melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif.

Tujuan dari perencanaan dakwah
a.       Supaya kegiatan yang dilaksanakan dapat dijalankan dengan baik.
b.      Menetapkann suatu tujuan yang telah dirancang.
c.       Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat
d.      Merencanakan metode yang telah ditentukan supaya metode tersebut bisa berjalan dengan lancar.

B.     Pengertian monitoring dan evaluasi dakwah
Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakkan yang sedang dilaksanakan. Monitoring diperlukan agar keselahan dari awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukurang dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu pemantauan umumnya dilakukan untuk bertujuan tertentu atau memeriksa terhadap proses berikut, objek atau untuk mengevaluasikan kondisi atau kemanjuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakkan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapt dilakukan karena tidak tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu monitoring dan evaluasi harus berjalan seiring.
Disini kita tidak bisa hanya menjalankan atau melakukan evaluasi, atau hanya melakukan mentoring, seperti contohnya pada sebuah program monitoring, tidak boleh dirancang tanpa diketahui bagaimana data dan informasi  akan dievaluasi tepat guna, sebab ketidak mampuan dalam mengumpulkan dan menyimpan data yang akan digunakan. Monitoring adalah kegiatan yang berkesinambungan.
Evaluasi dan umpan balik untuk melihat dampak dakwah yang telah dilakukan, perlu selalu dievaluasi dengan mengacu kepada tolak ukur, baik yang bersifat strategi (QS. AL-mulk: 2-3) maupun yang bersifat operasional terukur.
Mengevaluasi hasil implementasi model strategi pemecahan. Evaluasi model dan strategi pemecahan berarti mengoreksi tiap tahapan pemecahan dakwah yang telah rujuk dengan kondisi objek dakwah dan lingkungannya, untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Selanjutnya setelah mengetahui kekurangan dari tiap tahapan, maka selanjutnya merevisi tahapan yang kurang tepat dengan disesuaikan tahap perencanaan yang lebih sempurna. Evaluasi tersebut dapat menjawab, apakah program dakwah yang akan dijalankan bisa maksimal atau tidak, sesuai dengan umat atau tidak. Pada tahap analisis diperlukan sebuah evaluasi, materi yang disampaikan, metode, media dan lain sebagainya yang menunjang aktivitas dakwah selalu dibutuhkan sebuah evaluasi.
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah:
a.       Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus mengarahkan pencapaian visi/misi atau sasaran yang telah ditetapkan
b.      Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan direncanakan, serta mengaitkannya dengan kondisi lingkungan yang ada
c.       Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi kebijakan/program/kegiatan.

Manfaat  dari monitoring dan evaluasi
Manfaat monitoring adalah untuk melakukan kegiatan serta manfaat yang dapat kita ambil dari tindakkan tersebut adalah kita dapat mengenali masalah dari kegiatan yang sedang dilaksanakan sedini mungkin, melakukan perbandingan antara lokasi/tempat, menilai trend situasi tertentu sehingga dapat diambil tindakan korektif  secara tepat dan cepat.
Manfaat evaluasi
Kerana evaluasi harus melayani berbagai kebutuhan dalam sebuah satuan dakwah maka evaluasi juga mempunyai strategi atau metode yang banyak dan dilakukan pada berbagai tingkatan pelaksanaa program. Maka dengan adanya tujuan, tujuan evaluasi dalam satuan dakwah maka kita dapat mendapatkan manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Diantaranya kita dapat menilai kelemahan dan kekuatan perencanaan dalam suatu kegiatan dakwah untuk menjadi lebih baik lagi.  Serta dapat menentukan proses derajat efektifitas kegiatan terhadap target dari sember daya pelayanan dan keuntungan yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terkait dalam lingkungan dakwah, serta dapat melihat dampak secara langsung dari kegiatan yang dilakukan dalam satuan dakwah.

C.     Kesimpulan
Monitoring adalah aktifitas yang ditujukan untuk memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari suatu kebijakkan yang sedang dilaksanakan. Monitoring diperlukan agar keselahan dari awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan perbaikan sehingga mengurangi risiko yang lebih besar.
Perencanaan menurut louis
a.       Allen ialah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut komaruddin perencanaan adalah suatu proses yang menetapkan lebih dahulu  kegiatan yang harus dilakukan, prosedur dan metode pelaksanaan untuk mencapai suatu tujuan selama periode waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan perencanaan merupakan pekerjaan untuk memilih sasaran, kebijakan, prosedur  dan program yang  diperlukan untuk mencapai keinginan dimasa yang akan datang.
Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses pemikiran atau usaha sadar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dengan prosedur dan metode pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dakwah.
Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun tanpa monitoring, evaluasi tidak dapt dilakukan karena tidak tidak memiliki data dasar untuk dilakukan analisis, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi, oleh karena itu monitoring dan evaluasi harus berjalan seiring.
Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah:
d.      Memberikan kesimpulan dalam bentuk umpan balik sehingga dapat terus mengarahkan pencapaian visi/misi atau sasaran yang telah ditetapkan
e.       Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara yang terjadi dengan direncanakan, serta mengaitkannya dengan kondisi lingkungan yang ada
Arah evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan benar atau salah, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan yang diperlukan atas implementasi kebijakan/program/kegiatan
Tujuan dari perencanaan dakwah:
e.       Supaya kegiatan yang dilaksanakan dapat dijalankan dengan baik.
f.       Menetapkann suatu tujuan yang telah dirancang.
g.      Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup didunia dan akhirat
Manfaat dari perencanaan dakwah antara lain:
f.       Dapat memberikan batasan tujuan dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal.
g.      Menghindari penggunaan secara sporadic sumber daya manusia dan benturan aktivitas dakwah yang tumpah tindih.
h.      Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap problem dakwah.
i.        Dapat melakukan pengorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara baik.
j.        Dapat melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif.



DAFTAR PUSTAKA

Hani,Handoko T. Manajemen,(yogyakarta:BPFE,1995)
M. Munir, S.Ag, M.A. Manajemen Dakwah, jakarta: kencana, 2009
Prof. Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok Manajemen, yogyakarta: pustaka pelajar,2003.
Semuel S. Lusi. Monitoring dan evaluasi, jakarta: 2015.
Wahyu Ilahi,S.Ag. M.A. Manajemen Dakwah, Jakarta: kencana,2009.