Monday, October 9, 2017

METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI


KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
BAB II KAJIAN TEORIKA............................................................................ 2
A. Pentingnya MSDM.............................................................................. 2   
B. Pengertian manajemen sumber daya manusia...................................... 2
C. Komponen MSDM............................................................................. 17
D. Peranan MSDM................................................................................... 2   
E. Perkembangan MSDM......................................................................... 2
F. Metode pendekatan MSDM ................................................................
G. Fungsi MSDM.................................................................................... 17
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 17
A. Kesimpulan......................................................................................... 17  
B. Saran................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang tidak terlepas dari aktivitasnya. Setiap aktivitas yang dilakukan pastinya berbeda antara satu dengan yang lain. Mereka mempunyai metode/cara tersendiri untuk menyelesaikan aktivitas tersebut. Tidak beda halnya dengan sebuah ilmu pengetahuan, dalam mempelajarinya juga mempunyai metode-metode untuk memperoleh ilmu tersebut.
Dalam hal ini, pembahasan yang dibahas adalah tentang sosiologi. Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara bersosialisasi/berteman. Untuk itu, ada beberapa metode yang digunakan yang berfungsi untuk mempermudah seseorang mengetahui/melakukan penelitian sosiologi. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa saja metode dalam sosiologi, akan dibahas pada bab selanjutnya di bawah ini..
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik beberapa pertanyaan yang berkenaan tentang metode dalam sosiologi, diantaranya adalah apa itu metode?, metode apa saja yang ada dalam sosiologi?, dan apa pentingnya metode berpikir ilmiah?.



BAB II
KAJIAN TEORIKA
A.    PENGERTIAN METODE
Metode berasal dari kata “methodos” yang terdiri dari kata “metha” yaitu melewati, menempuh atau melalui dan kata “hodos” yang berarti cara atau jalan. Metode artinya cara atau jalan yang akan dilalui atau ditempuh. Sedangkan menurut istilah metode ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sebuah tujuan.[1]
Dalam bahasa Jerman, metode disebut dengan methodica yang artinya ajaran tentang metode, sedangkan dalam bahasa Yunani disebut metodhos artinya jalan yang dalam bahasa arab disebut thariq.[2] Di samping itu ada beberapa para ahli yang mengungkapkan tentang pengertian metode yang telah dipublikasikan dalam “Eurekapendidikan.Com/2014/10, diantaranya adalah:
a.       Menurut Hidayat, kata metode berasal dari bahasa yunani, methodos yang berarti jalan atau cara. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.
b.      Menurut Heri Rahyub, metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.
c.       Menurut Hamid Darmadi, metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
d.      Menurut Sri Anitah dan Yetti Supriyati, metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untuk digunakan dalam mencapai sesuatu.[3]
Ada dua hal penting dalam metode yaitu cara dalam melakukan sesuatu dan sebuah rencana dalam pelaksanaannya. Adapun fungsinya sebagai alat untuk mencapai sebuah tujuan. Jadi dari defenisi-defenisi di atas dapat dijelaskan bahwa metode adalah jalan/cara yang akan ditempuh sebelum melakukan sesuatu hal sehingga sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
Metode terbagi menjadi dua, yaitu metode ilmiah dan metode non ilmiah. Yang dimaksud dengan metode Ilmiah adalah cara untuk menunjukkan dan memberikan bukti akan kebenaran suatu teori atau pernyataan terkait dengan yang akan dikemukakan. Suatu Penelitian Ilmiah akan berhasil dengan baik apabila dilakukan dengan struktur metode ilmiah, diantaranya adalah: Perumusan masalah, penyusunan kerangka berpikir atau dasar teori, penarikan hipotesis, eksperimen atau percobaan, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Ciri-ciri dari pada metode ilmiah adalah adanya masalah, data yang valid/sah, diproses secara rasional dan sistematis, dapat diuji, dan ada objek empiris/jelas.[4]
Sedangkan metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada  pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya.
Untuk penemuan non ilmiah ada beberapa pendekatan yang banyak digunakan, yaitu; pendapat otoritas, pengalaman, penemuan secara kebetulan dan coba-coba (Trial and Error), metode a priori dan sebagainya.[5] Penelitian non ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.[6]
Jadi dapat dijelaskan bahwa metode ilmiah adalah cara untuk menunjukkan sebuah kebenaran, yang buktinya dapat dipertanggungjawabkan dan bersifat objektif, sedangkan untuk menunjukkan kebenaran non ilmiah hanya melalui pikiran saja, belum tentu dapat dibuktikan secara langsung, karena ia bisa ditemukan melalui intuisi, kebetulan, ataupun try and error yang sifatnya subjektif.

B.     METODE-METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam mempelajari ilmu sosiologi ini, metode yang digunakan adalah metode ilmiah. Dalam metode ilmiah terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif.
1.      Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif adalah metode kerja ilmiah yang mengutamakan bahan atau informasi yang nantinya akan diuji berdasarkan tingkat kualitas data. Dengan pendekatan ini sukar didapat indicator atau skala pengukuran berdasarkan angka-angka yang bersifat eksak (tepat dan pasti). Pendekatan ini diawali dengan melihat fenomena-realita-fakta-dan data, merumuskan masalah, merumuskan fokus, mencari data yang terkait, analisis data, validitas data, dan menemukan kebenaran.[7]
Alat-alat yang digunakan dalam pendekatan kualitatif ini adalah.
a.       Wawancara (interview) yaitu metode Tanya jawab antara pelajar dan responden.
b.      Pertanyaan (questionnary) yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket atau polling kepada objek yang dipelajari yang dalam hal ini adalah responden.
c.       Daftar pertanyaan yaitu alat penelitian yang berupa pertanyaan yang ditunjukan kepada responden
d.      Participant observer study, yaitu metode penelitian dimana peneliti ikut melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang diteliti tetapi ia tidak mempengaruhi kehidupan masyarakat yang diteliti.
Dalam pendekatan ini, terdapat beberapa metode untuk menerapkannya, diantaranya adalah:
a.       Metode historis menggunakan analisis atau peristiwa-peristiwa dalam masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip umum. Seorang sosiolog yang ingin menyelidiki akibat-akibat revolus (secara umum) akan mempergunakan bahan sejarah untuk meneliti revolusi-revolusi penting yang terjadi masa silam.
b.      Metode komparatif mementingkan perbandingan antara bermacam-macam masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk memperoleh persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan serta sebab-sebabnya, perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan bertujuan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk mengenai perilaku pada masyarakat masa silam dan masa sekarang, dan juga masyarakat yang mempunyai tingkat peradaban yang berbeda atau yang sama.
c.       Metode studi kasus (case study) bertujuan mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan masyarakat. Study kasus dapat digunakan untuk menelaah suatu keadaan,kelompok masyarakat setempat (community), lembaga-lembaga maupun individu. Dasarnya adalah bahwa penalaah suatu persoalan khusus yang merupakan gejala umum dari persoalan lainnya dapat menghasilkan dalil-dalil umum. Alat-alat yang dipergunakan oleh metode study kasus adalah misalnya wawancara (interview), pertanyaan-pertanyaan (questionnaires), dari fakta pertanyaan-pertanyaan (schedules), participant observer technique, dan lain-lain. Teknik wawancara sering kali dipakai apabila diperlukan data penting dari masyarakat lain. Teknik wawancara dapat dilaksanakan secara tidak tersusun dan secara tersusun. Pada yang pertama penyelidik menyerahkan pembicaraan kepada orang yang di ajak wawancara, sedangkan pada yang terakhir penyelidik yang memimpin pembicaraan. Dalam mempergunakan teknik tersebuk,penyelidik harus sadar bahwa apa yang di kemukakan oleh yang di ajak wawancara, paling tidak terpengaruhi oleh kehadirannya. Pada teknik questionaires, telah dibuat pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan. Teknik tersebut hampir sama dengan schedules dimana dilakukan wawancara melalui daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu.
Dalam participant observer technique, penyelidik ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya.dalam hal ini penyelidik akan berusaha sedapat-dapatnya untuk tidak mempengaruhi pola-pola kehidupan masyarakat yang sedang diselidikinya.[8]
d.      Metode Survei Lapangan adalah metode yang digunakan dengan cara turun secara langsung kedalam lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data.
e.       Metode Pertisipasi adalah metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian secara mendalam terhadap suatu kelompok tertentu. Agar mendapatkan data dengan metode ini, Peneliti harus berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat/kelompok yang diamati.
f.       Metode Empiris adalah metode yang menggunakan fakta yang telah terjadi dalam masyarakat untuk mendapatkan data.
g.      Metode Rasionalistis adalah metode yang menggunakan akal sehat untuk menemukan dan meninjau masalah-masalah yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
h.      Metode Fungsionalisme adalah metode yang digunakan untuk menilai bagaimana fungsi suatu lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
i.        Metode Studi Pustaka adalah metode yang memanfaatkan berbagai literatur dan buku untuk mendapatkan suatu data. Metode ini tidak memerlukan banyak biaya karena dapat memanfaatkan perpustakaan untuk mendapatkan banyak sumber. Namun peneliti harus memiliki kemampuan untuk mencari buku – buku yang memang sesuai dengan topik yang akan dibahas.[9]


2.      Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, table, dan formula-formula yang semua mempergunakan ilmu pasti atau matematika.[10] Pendekatan ini diawali dengan teori, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mencari data yang terkait, pembuktian hipotesis, dan menemukan kebenaran. Alat yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah angket.
Untuk melakukan atau mencari data dalam pendekatan ini, maka metode yang sering digunakan adalah metode statistik. Metode statistik bertujuan menelaah gejala-gejala sosial secara matematis. Akhir-akhir ini  dihasilkan suatu teknik yang dinamakan sociometry yang berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif. Sociometry mempergunakan skala-skala dan angka-angka untuk mempeljari hubungan antarmanusia dan masyarakat, jadi sociometry adalah himpunan konsep-konsep dan metode-metode yang bertujuan untuk menggambarkan dan meneliti hubungan-hubungan secara kuantitatif.[11]
Jadi dapat dijelaskan bahwa dalam pendekatan dalam sosiologi ada dua yaitu pendekatan kualitatif yang mengutamakan kualitas, yang dilakukan dengan beberapa metode seperti metode historis, komparatif, studi kasus, survei lapangan, dll. Sedangkan pendekatan kuantitatif lebih kepada jumlah berbentuk angka, yang sering dilakukan dengan metode statistik.
C.    PENTINGNYA METODE BERPIKIR ILMIAH
Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain bahwa suatu pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh melalui kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut ilmu, tercantum dalam apa yang dinamakan metode ilmiah.
Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan oleh para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan (sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.
Seperti diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran, dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus mengupdate pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya.
Keunggulan metode ilmiah, yaitu: Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil, hidup bahagia, kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus, dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti, dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah.

Kelemahan Metode Ilmiah, yaitu: Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat inmateri (gaib),  dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran, dan timbangan yang jelas, terlalu bergantung pada objek yang ada, dan membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara berulang.[12]
Jadi dapat dijelaskan bahwa pentingnya metode berpikir ilmiah adalah cara untuk memperoleh ilmu yang valid dan dapat dipercaya kebenarannya melalui kerja ilmiah, serta manusia bisa terus mengupdate pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya.









BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Metode adalah jalan/cara yang akan ditempuh sebelum melakukan sesuatu hal sehingga sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Metode ada dua bagian yaitu metode ilmiah yang merupakan cara untuk menunjukkan sebuah kebenaran, yang buktinya dapat dipertanggungjawabkan dan bersifat objektif, sedangkan untuk menunjukkan kebenaran non ilmiah hanya melalui pikiran saja, belum tentu dapat dibuktikan secara langsung, karena ia bisa ditemukan melalui intuisi, kebetulan, ataupun try and error yang sifatnya subjektif.
2.      Dalam sosiologi, metode yang digunakan adalah metode ilmiah. Metode ini menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif yang mengutamakan kualitasnya, dan pendekatan kuantitatif yang lebih kepada jumlah berbentuk angka. Pendekatan-pendekatan ini memiliki beberapa metode dalam menerapkannya. Adapun metode dalam pendekatan kualitatif adalah metode historis, komparatif, survei lapangan, dll. Sedangkan metode dalam pendekatan kuantitatif adalah metode statistik.
3.      Pentingnya metode berpikir ilmiah adalah cara untuk memperoleh ilmu yang valid dan dapat dipercaya kebenarannya melalui kerja ilmiah, serta manusia bisa terus mengupdate pengetahuan, menggali, dan mengembangkannya.
B.     SARAN
Berdasarkan hasil makalah yang dibuat ini, semoga bermanfaat bagi pribadi sendiri. Di samping itu, semoga dapat menambah wawasan bagi mahasiswa yang masih dalam fase belajar, serta mempermudah mahasiswa dalam memahami sebuah metode, sehingga dapat difungsikan dalam perkuliahannya sehari-hari. Jauh sebelumnya, telah disadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam perbaikan makalah ini.













DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin,1996, Hukum Dakwah, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Setiadi, Elly M, dan Usman Kolip, 2011, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soekanto, Suryono, 2005, Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
WEB SITE









[2]Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, hal. 35.
[6]http://forces.lk.ipb.ac.id/2010/08/22/ilmiah-dan-non-ilmiah/, diakses pada tanggal 17 July 2016, 11.45 WIB
[7] Setiadi, Elly M, dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 27
[8] Soekanto, Suryono, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 43
[10] Soekanto, Suryono, Sosiologi suatu Pengantar, ..., hal. 44
[11] Ibid

No comments:

Post a Comment