Friday, June 10, 2016

Makalah Teknik Monitoring dan Evaluasi Dakwah


SUBSTANSI KEGIATAN DAKWAH ISLAM

A.  Pengantar
       Dakwah Islam merupakan sebuah kegiatan menyeru, mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk amar ma’ruf dan nahi munkar. Dalam prakteknya pelaksanaan kegiatan dakwah memerlukan perencanaan yang matang demi tercapainya target dari kegiatan dakwah tersebut.

B.  Pembahasan
              I.          Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan[1].Secara terminologis pengertian dakwah ialah ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sedangkan definisi dakwah menurut para ulama ialah sebagai berikut:
1.      Ali makhfudh dalam kitabnya “Hidayatul Mursyidin” menegaskan bahwa dakwah adalah usaha mendorong manusia untuk berbuat baik dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
2.      Toha Yahya Oemar mengatakan bahwa dakwah itu ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana agar menaati ajaran-ajaran Allah yaitu islam termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.[2]


           II.          Pengertian Islam
Secara harfiah, islam bentuk lain dari kata aslama merujuk pada sebuah ayat berikut, berarti “menyerahkan diri/jiwa kepada..” yakni QS 2:122 yang artinya:

112. “(tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Atau berarti “menaati” dengan tulus hati/mengikhlaskan kepada kebenaran” sesuai dengan ayat QS 72:14

      14. “dan Sesungguhnya di antara Kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, Maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”

Pemakaian terma islam untuk sebuah nama agama, menuntut adanya aturan-aturan formal sebagai predikat sehingga dapat diidentifikasi perilaku tertentu mana dan sikap jiwa tertentu mana yang mncerminkan
Aktualisasi agama islam dan yang bukan merupakan pencerminan darinya. Pada umumnya islam dimengerti hanya sebagai nama untuk sebuah agama, yaitu agama yang telah “terorganisasikan”, agama formal atau agama mapan. Sebagai nama agama, islam menunjuk pada ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. untuk membimbing umat manusia. Bukan Cuma untuk umat tertentu. Hal itu karena Nabi Muhammad S.A.W. adalah utusan Allah SWT yang paling akhir, yang setelah kewafatannya, Tuhan tidak pernah mengutus siapapun untuk menyempaikan risalahnya, kecuali penerus risalah Nabi Muhammad S.A.W. tersebut. Sebelum menjadi nama untuk keyakinan dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W. islam diyakini oleh umat islam sebagai keyakinan dan ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as. Nabi Muhammad diyakini tidak membawa ajaran agama baru, karena pada dasarnya agama islam yang dibawanya adalah juga ajaran yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi ibrahim a.s dan bahkan juga nabi dan rasul sebelumnya.[3]
                                                                                                    
        III.          Substansi Kegiatan Dakwah Islam
     Ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam rangka pelaksanaan kegiatan dakwah, yaitu:
1)   Memberikan penjelasan secara kompherensif kepada seluruh elemen dakwah yang ada dalam organisasi dakwah
2)   Menumbuhkan kesadaran bagi setiap pelaku dakwah untuk menyadari, memahami dan menerima baik tujuan yang telah ditetapkan
3)   Setiap pelaku dakwah paham terhadap struktur organisasi yang dibentuk
4)   Memperlakukan bawahan dengan baik dan memberikan penghargaan yang diiringi dengan bimbingan dan petunjuk untuk semua anggotanya.

Oleh karena itu pemimpin dakwah sangat menentukan warna dari kegiatan tersebut. Karena pemimpin dakwah harus mampu mengoptimalkan semua anggotanya melalui 4 kunci dari pelaksanaan kegiatan dakwah islam tersebut, yakni[4]:

1)   Pemberian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin, Mavere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khusunya kepada bawahan atau pengikut. Motivasi mmempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semuaa kemmapuan dan ketrampilannyauntuk mewujudkan tujuan organisasi.[5] Dengan demikian motivasi merupakan dinamisator bagi para elemen dakwah yang secara ikhlas dapat merasakan bahwa pekerjaan itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan. [6]
Untuk lebih jauh memahami pengertian dan hakikat motivasi dalam sebuah organisasi, maka ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya motivasi, yaitu:
a)    Adanya proses kerjasama antara pemimpin dan bawahan
b)   Terjadinya proses interaksi antara bawahan dan orang lain yang diperhatikan, diarahkan, dibina dan dikembangkan, tetapi ada juga yang dipaksakan agar tindakan dan perilaku bawahan sesuai dengan keinginan yang diharapkan oleh pemimpin.
c)    Adanya perilaku yang dilakukan oleh para anggota berjalan sesuai dengan sistem nilai atau aturan ketentuan yang berlaku dalam organisasi yang bersangkutan.
d)   Adanya perbedaan perilaku yang ditampilkan oleh para anggota dengan latar belakang dan dorongan yang berbeda-beda.

Jadi, motivasi itu merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antarsikap, kebutuhan persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.[7]


2)   Melakukan Bimbingan
Bimbingan di sini dapat diartikan sebagai tindakan pimpinan dakwah yang dapat menjamin terlaksananya tugas-tugas dakwah sesuai dengan rencana ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Dalam proses pelaksanaan aktivitas dakwah itu masih banyak hal-hal yang harus diberikan sebagai sebuah arahan atau bimbingan. Hal ini dimaksudkan untuk membimbing para elemen dakkwah yang terkait guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah dirumuskan untuk menghindari kemacetan atau penyimpangan. Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh pemimpin dakwah, karena mereka yang lebih banyak mengetahui kebijakan organisasi, yakni akan dibawa kemana arah organisasi.
Adapun komponen dakwah yang dapat membantu da’i dalam melaksanakan perannya serta mengatasi permasalahan dalam menjalankan tugasnya adalah:
a)    Memberikan perhatian terhadap setiap perkembangan para anggotanya. Ini merupakan prinsip yang mendasar dari sebuah bimbingan , dimana diharapkan para pemimpin dakwah memiliki perhatian yang sungguh-sungguh mengenai perkembangan pribadi serta kemajuan anggotanya.
b)   Memberikan nasihat yang berkaitan dengan tugas dakwah yang bersifat membantu, yaitu dengan memmberikan saran mengenai strategi dakwah yang diiringi dengan alternatif-alternatif tugas dakwah dengan membagi pengetahuan.
c)    Memberikan sebuah dorongan , ini bisa berbentuk dengan mengikutsertakan ke dalam program pelatihan-pelatihan yang relevan. Bimbingan ini bisa dengan memberikan informasi mengenai peluang pelatihan, serta pengembangan yang relevan atau dalam bentuk memberikan sebuah pengalaman yang akan memmbatu tugas selanjutnya.
d)   Memberikan bantuan atau bimbingan kepada semua elemen dakwah untuk ikut serta dalam pembuatan keputusan dan strategi perencanaan yang penting dalam rangka perbaikan efektivitas unit organisasi.

3)   Penyelenggaraan Komunikasi
Dalam pelaksanaan dakwah komunikasi merupakan sesuatu yang sangat berperan penting karena tanpa komunikasi yang efektif antara pemimpin dengan pelkasana dakwah, maka pola hubungan dalam sebuah organisasi dakwah akan mandek, sebab komunikasi akan mempengaruhiseluruh sendi organisasi dakwah.
Kinerja komunikasi sangat penting dalam sebuah organisasi dakwah. Adapun manfaat dari penyelenggaraan komunikasi sebagai sarana yang efektif dalam sebuah organisasi adalah:
a)    Komunikasi dapat menempatkan orang-orang pada tempat yang seharusnya.
b)   Komunikasi menempatkan orang-orang untuk terlibat dalam organisasi, yaitu dengan meningkatkan motivasi untuk menghasilkan kinerja yang baik dan meningkatkan komitmen terhadap organisasi.
c)    Komunikasi menghasilkan hubungan dan pengertian yang lebih baik antara atasan dan bawahan, mitra, orang-orang di luar organisasi dan di dalam organisasi.
d)   Menolong orang-orang untuk mengerti perubahan.

4)   Menjalin Hubungan
Organisasi dakwah adalah sebuah organisasi merupakan sebuah organaisasi yang berbentuk sebuah tim atau kelompok dimana semua kegiatannya akan bersentuhan langsung dengan para anggotanya. Definisi dari sebuah tim adalah sebagai dua orang atau lebih yang berinteraksi dan saling mempengaruhi ke arah tujuan yang sama. Untuk itu diperlukan sebuah jalinan hubungan yang harmonis antara semua elemen yang terkait dalam aktivitas dakwah.
Beberapa alasan mengapa sebuah hubungan diperlukan dalam suatu kelompok, anatara lain ialah:
a)    Keamanan
Dengan bergabung dalam suatu kelompok, individu  dapat mengurangi rasa kecemasan, akan merasa lebih kuat, perasaan ragu akan terkurangi, dan akan lebih tahan terhadap ancaman bila mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.

b)   Status
Termasuk dalam hubungan kelompok yang dipandang penting oleh orang lain memberikan sebuah perasaan berharga yang mnegikat pada anggota-anggota kelompok itu sendiri.

c)    Pertalian
Hubungan tersebut dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial dengan interaksi yang teratur yang mengiringi hubungan tersebut.

d)   Kekuasaan
Apa yang tidak dapat diperoleh secara individual sering menjadi mungkin lewat tim, ada kekuatan dengan sebuah tim.

e)    Prestasi baik
Ketika diperlakukan lebih dari satu orang untuk mencapai suatu tugas tertentu, maka ada kebutuhan untuk mengumpulkan bakat, pengetahuan, atau kekuatan agar suatu pekerjaan dapat terselesaikan, sehingga dalam kepentingan sebuah manajemen akan menggunakan suatu tim formal.

C.  Tujuan Kegiatan Dakwah Islam
a.       Memanggil kita pada syariat, untuk memecahkan persoalan hidup, baik persoalan hidup perseorangan, rumah tangga, masyarakat dan sebagainya
b.      Memanggil kita pada fungsi hidup sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang luas yang berisikan manusia secara heterogen, bermacam karakter, pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas manusia
c.       Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni menyembah Allah.[8]

d.      Manfaat Kegiatan Dakwah Islam
Kegiatan dakwah atau penggerakan dakwah merupakan inti dari manajemen dakwah, karena dalam proses ini semua aktivitas dakwah dilaksanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah ini, pimpinan menggerakkan semua elemen organisasi untuk melakukan semua aktivitas-aktivitas dakwah yang telah direncanakan, dan dari sinilah aksi semua rencana dakwah akan terealisir, di mana fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku dakwah. Selanjutnya dari sini juga proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian atau penilaian akan berfungsi secara efektif.

e.       Kesimpulan
dakwah ialah ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat atau bisa juga dikatakan sebagai kegiatan menyeru, mengajak dan mempengaruhi orang lain untuk menerjakan amar ma’ruf dan nahi munkar baik muslim maupun non muslim.
            Substansi kegiatan dakwah islam ialah:
1)      Pemberian Motivasi
2)      Melakukan Bimbingan
3)      Penyelenggaraan Komunikasi
4)      Menjalin Hubungan
Tujuan kegiatan dakwah adalah untuk memanggil kita kepada syari’at, pada fungsi hidup sebagai hamba Allah, dan memanggil kita pada tujuan hidup yang hakiki.
Manfaat dari pengadaan kegiatan dakwah selain berupa efek dakwah yang akan dirasakan oleh mad’u ialah terjalinnya hubungan antara pemimpin dengan bawahan dalam organisasi tersebut melalui substansi-substansi kegiatan dakwah yaitu proses pemberian motivasi, bimbingan, komunikasi dan penjalinan hubungan.






















DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, S.P Malayu. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta. Bumi Aksara.
Ilahi, Wahyu.dan Munir. Manajemen dakwah.Jakarrta: Prenada media group.
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar ilmu dakwah. Jakarta: Rajawali pers.
Ilahi, wahyu. Harjani Hefni. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta. Kencana
Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. Raja Grafindo.




[1] Wahidin Saputra. Pengantar ilmu dakwah. Rajawali pers. 2011.Jakarta., hlm 1.
[2] Wahyu Ilahi dan M.Munir, Manajemen dakwah, hlm 20.
[3] Ibid, wahidin Saputra, hlm 81
[4] Ibid, M. Nur. Wahyu Ilahi,hlm 140
[5] Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. 2011. Jakarta. Bumi Aksara. Hlm, 216.
[6] Ibid,wahyu ilahi, hlm 141
[7] Ibid, wahyu ilahi, hlm 142
[8] Ibid. Wahyu ilahi, hlm 88

No comments:

Post a Comment