FUNGSI MANAJEMEN
Dalam PENGARAHAN
( DIRECTING )
Daftar
Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar belakang.......................................................................................................1
B.
Rumusan masalah..................................................................................................2
C.
Tujuan penulis ......................................................................................................3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengarahan (
directing )........................................................................................3
BABIII :
PEMBAHASAN
A.
PENGARAHAN (
Directing )
1.
Definisi
pengarahan.......................................................................................4
2.
Berbagai macam
cara pengarahan ................................................................5
3.
Perintah dan
intruksi......................................................................................6
4.
Tujuan pemberian
perintah............................................................................7
5.
Bagaimana Pemberian Perintah Pada Pengarahan
?.....................................8
6.
Jenis-jenis perintah........................................................................................9
7.
Prinsip-prinsip perintah...............................................................................10
8.
Perintah satu aspek dari komunikasi............................................................11
BAB IV : PENUTUP
A. KESIMPULAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Manajemen dari istilah kata management (Bahasa Inggris), berasal dari
kata “to manage” yang artinya mengurus atau tata laksana. Sehingga manajemen
dapat diartikan bagaimana cara mengatur, membimbing dan memimpin semua orang
yang menjadi bawahannya agar usaha yang sedang dikerjakan dapat mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.Dalam makalah ini kami jelaskan tentang fungsi
pengarahan dalam manajemen.
Dalam pembahasan fungsi pengarahan, aspek kepemimpinan merupakan salah
satu aspek yang sangat penting. Sehingga definisi fungsi pengarahan selalu
dimulai dan dinilai cukup hanya dengan mendifinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Fungsi manajemen sebagai pengarahan yaitu: proses program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang
tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi manajemen sebagai Pengarahan :
1.
proses
kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
2.
Memberikan
tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
3.
Menjelaskan
kebijakan yang ditetapkan.
B. Rumusan
masalah
1.
Definisi
pengarahan.
Berbagai macam cara pengarahan.
2.
Perintah dan
intruksi.
3.
Tujuan pemberian
perintah.
4.
Jenis-jenis perintah.
5.
Prinsip-prinsip perintah.
6.
Perintah satu aspek dari komunikasi.
C. Tujuan
Untuk mengetahui lebih dalam
tentang bagaimana fungsi manajemen sebagai pengarahan dan untuk menyelesaikan
tugas manajemen.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengarahan
( directing )
Fungsi pengarahan atau penggerakkan (actuating)
yang dikemukakan oleh George R. Terry, para ahli lain mengemukakan dengan
istilah berbeda walaupun maksudnya sama, misalnya directing,leading,commanding,
dan motivating. Perbedaan sebenarnya hanya terletak pada “ kesan “ saja misal:
1. Istilah actuating, berarti menggerakkan dari belakang.
2. Istilah commanding
dan leading, berarti pimpinan berada ”diatas “dan tidak ikut serta
mengamatipelaksanaan karena terlalu jauh dari bawah.
3. Istilah directing,
berati pimpinan berada disamping bawahan sehingga tidak jelas peranya dalam
pelaksanaan.
4. Istilah motivating,
berarti pemimpin berada ditengah-tengah bawahan, dan dengan demikian dapat
memberi bimbingan, perintah, nasihat, dan koreksi.
Menurut Siagian, istilah motivaating sudah mencakup
adanya usaha mensinkronkan tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan pribadi para
anggota organisasi. Para bawahan pelaksanaan dalam memberikan jasa-jasa
memerlukan beberapaa macam perangsang, karena sebagai manusia mempunyai dua
macam kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan yang berbentuk materi, dan non materi.
Yang sangat mendasar adalah dengan cara pemberian motivasi dalam mengarahkan
atau menggerakkan mereka.
Berkaitan dengan pengertian pengarahan atau
penggerakkan berikut ini adalah beberapa definisi yang dikemukakan oleh para
ahli:
1. George
R. Terry
Pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok agar mau bekerjasama dan
bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha organisasi.
2. Harold
Kootz dan Cyril O’Donnel
Pengarahan adalah hubungan antara
aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap
bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan bagian pekerjaan yang efektif untuk
tujuan perusahaan yang nyata.
3. Malayu
Hasibuan
Pengarahan adalah mengarahkan
semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.
4. Siagian
Penggerakkan (motivating) adalah
keseluruhan proses pemberian motif
bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesiensi dan efesiensi.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Pengarahan ( Directing )
1.
Definisi
pengarahan
pengarahan
adalah suatu proses pembimbingan, pemberi petunjuk, dan intruksi kepada bawahan
agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk
membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi
atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan
jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain
apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas
sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat
terselesaikan dengan baik. Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan
merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting
maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang
pemimpin. Karena pemimpin adalah manajemen pengarahan yang
berhubungan dengan usaha memberikan bimbingan dan saran kepada bawahan dalam
pelaksanaan tugas masing-masing, maka pengarahan ada hubungannya dengan
kepemimpinan atau seorang manager yang akan memberikan pengarahan dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
Seorang manajer atau
pemimpin yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada
anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang
anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian
dari yang lain. Ada empat kemampuan yang dibutuhkan dalam masalah kemimpinan
atau sebagai manager, diantaranya:
1. Kemampuan untuk menggunakan kekuasaan secara
efektif dan penuh rasa tanggungjawab, sehingga dapat dikatakan mampu memberi
pengarahan.
2. Kemampuan untuk memahami bahwa setiap manusia
memiliki berbagai pendorong motivasi pada setiap waktu dan situasi berbeda.
3. Kemampuan untuk memberi inspirasi
4. Kemampuan untuk menciptakan situasi-situasi yang
kondusif bagi peningkatan motivasi.
Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat
untuk digunakan yaitu:
1) Melakukan
orientasi tentang tugas yang akan dilakukan
2) Memberikan
petunjuk umum dan khusus
3) Mempengaruhi
anggota, dan
4) memotivasi
Pengarahan pada hakikatnya adalah
keputusan-keputusan pimpinan yang dilakukan agar kegiatan-kegiatan yang
direncanakan dapat berjalan dengan baik. Dengan pegarahan directing diharapkan
:
1. Adanya
kesatuan perintah (unity of command)
Dengan
pengarahan ini akan diperolah kesamaan bahasa yang harus dilaksanakan oleh para
pelaksana. Sehingga tidak tercapai kesimpangsiuran yang dapat membingungkan
para pelaksana.
2. Adanya
hubungan langsung dengan bawahan
Dengan
pengarahan yang berupa petunjuk atau perintah atasan yang langsung kepada
bawahan, tidak akan terjadi miskomunikasi. Disamping itu pegarahan yang
langsung ini dapat mempercepat hubungan antara atasan dan bawahan.
3. Adanya
umpan balik yang langsung.
Pimpinan dengan
cepat memperoleh umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Selanjutnya
umpan balik ini dapat segera digunakan untuk perbaikan. Salah satu alasan
pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara implisit, yakni pimpinan
organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat
memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
b) Adanya upaya untuk mensingkronisasikan
tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para
pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan
beberapa perangsang atau insentif.
2.Berbagai macam cara
pengarahan
Macam-macam cara
pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
1. Orientasi
1. Orientasi
Merupakan
cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat
dilakukan dengan baik.
2. Perintah
Merupakan permintaan
dari pimpinan kepada orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau
mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
3. Delegasi
Wewenang
Dalam
pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.
Kemampuan seorang manajer untuk memotivasi adan mempengaruhi,
mengarahkan dan berkomunikasi akan menentukan efektifitas manajer. Dan ini
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Manajer
yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu meramalkan perilaku
dari bawahannya. Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas, akan
mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan bawahannya, yang selanjutnya
akan menentukan efektifitas manajer.
Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu
kemampuaan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang
maksimal disebut prestasi peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan
presepsi peranan merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.
1. Model
Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang di
kemukakan oleh Frederic Winslow Taylor. Model ini mengisyaratakan bagaimana
manajer menentukan pekerjaan-pekerjaanyang harus dilakukan dengan sistem pengupahan
intensif untuk memacu para pekerjaan agar memberikan produktivitas yang tinggi
2. Model
Hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi
lainnya mementukan bahwa kontrak-kontrak sosial karyawan pada pekerjaannya
adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin merupakan pengurangan dari
motovasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasikan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
sosial dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
3. Model Sumber
Daya Manusia
Mc Gregor Maslow. Ardyris dan Lkert mengkritik
model hubungan manusiawi bahwa seorang bawahan tidak hanya dimotivasikan dengan
memberikan uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan dari suatu prestasi
kerja yang baik, di beri tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan
keputusan dan pelaksanaan tugas
Fungsi pengarahan adalah suatu
fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan
lain sebagainya.
Pengarahan
pada dasarnya akan berkaitan dengan :
1. Faktor
individu dalam kelompok
2. Motivasi
dan Kepemimpinan
3. kelompok
kerja, dan
4. komunikasi
dalam organisasi
3. Perintah dan intruksi
Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang
atasan kepada bawahan untuk mengerjakan atau untuk tidak melakukan sesuatu,guna
merealisasi tujuan perusahaan.
Ada batasan yang digunakan ,ada empat unsur suatu
perintah yaitu :
a. Instruksi
resmi.
b. Dari atasan
kepada bawahan.
c. Mengerjakan
atau tidak mengerjakan.
d. Merealisasi
tujuan perusahaan.
Unsur diatas tersebut
menyatu,apabila salah satu unsur tidak terpenuhi maka itu bukanlah dikatakan
sebagai perintah.
Suatu perintah adalah
instruksi resmi ,baik berbentuk lisan maupun tulisan. Perintah dikatakan resmi
apabila yang mengeluarkan perintah itu adalah orang yang mempunyai wewenang
untuk melakukan itu. Yang dimaksud dengan mempunyai wewenang ialah bahwa
bilamana bawahan tidak melaksanakannya, maka orang yang mengeluarkan perintah
itu dapat melakukan tindak sanksi. Sanksi disini memiliki pengertian sebagai
akibat dari sebuah kesalahan yang dilakukan oleh bawahan.
Suatu perintah harus datang
dari pihak atasan kepada bawahan tidak boleh sebaliknya. Bawahan yang
diperintah ini haruslah bawahan atasan yang bersangkutan ,tidak boleh bawahan
dari atasan yang lain, kecuali dalam sistem organisasi fungsional. Sebagai
wewenang atau hak khusus , maka dia mempunyai kekuatan sanksi ,wewenang tanpa
sanksi tidak ada gunannya. Sanksi dapat berupa perpindahan pegawai,
pemberhentian sementara pegawai bahkan dapat pula berupa pemberhentian atau pemecatan
pegawai itu sendiri. Perintah atasan kepada bawahan haruslah ada kemungkinan
pelaksanaannya. Kemungkinan pelaksanaan itu ditentukan oleh faktor- faktor
pendidikan,pengalaman, waktu,alat alat serta keadaan bawahan dan tempatnya.
4 . Tujuan pemberian perintah
Dalam melaksanakan suatu tugas ,hal utama yang harus diperhatikan adalah
tujuan dari kegiatan itu. Begitu pula dalam memberi perintah kepada bawahan
,tidak boleh sewenang- wenang , sambil lalu atau iseng-iseng. Memberi perintah
kepada bawahan haruslah benar-benar merealisasi tujuan perintah itu. Dan harus
ada keyakinan padanya bahwa dengan pemberian perintah itu benar tujuan
perintah dapat menjadi kenyataan.
Tujuan utama dalam pemberian perintah oleh atasan kepada bawahan ialah
untuk mengkoordinasi kegiatan bawahan, agar kegiatan masing-masing bawahan yang
beraneka ragam itu terkoordinasi kepada suatu arah ,yaitu arah tujuan
perusahaan. Jadi dengan pemberian perintah itu,kegiatan-kegiatan bawahan yang
menyimpang dari rel diarahkan kepada relnya, atau bawahan yang memliki masalah
kerja seperti kerjannya lamban, dalam kegiatannya dibimbing untuk menambah
kegiatannya, dan untuk menjalankan bawahan agar tidak sering berhenti dalam
kinerjannya.
Dengan pemberian perintah itu,pemimpin bermaksud menjamin hubungan baik
antara pemimpin dengan para bawahannya. Memerintah bawahan adalah salah satu
alat untuk berkomunikasi antara pemimpin dengan bawahan. dengan memberi
perintah kepada bawahan pemimpin menyalurkan ide-idenya sedemikian rupa,kreasi
dan arahan sehingga bawahan mengerti kemana kegiatan harus ditujukan.
Selain itu juga pemberian perintah bertujuan untuk memberikan pendidikan
,kegiatan ini harus berhubungan erat dengan maksud menambah pengetahuan bawahan
yang menerima perintah tersebut.
Realisasi tujuan perusahaan adalah maksud dari pemberian perintah ,agar
semua dapat terwujud semua berhubungan erat dengan pengawasan.Apa
yang diperintahkan oleh atasan kepada bawahan haruslah diawasi, agar perintah
itu benar-benar dilaksanakan oleh bawahan yang bersangkutan tertuju
kepada realisasi tujuan perusahaan.
5 . Jenis-jenis perintah
Jenis
perintah bisa berupa lisan maupun tulisan. Jenis perintah yang berupa lisan
apabila :
a. Tugas yang
diperintahkan itu merupakan tugas yang sederhana ,
b. Dan dalam
keadaan darurat.
Keadaan yang dipergunakan
dalam pemberian perintah yang berupa lisan juga dalam hal sebagai berikut :
1.
Bawahan yang diberi perintah sudah pernah
mengerjakan perintah.
2.
Perintah itu
dapat selesai dalam waktu singkat.
3.
Apabila
dalam mengerjakan tugas itu ada kekeliruan ,tindakan akan membawa akibat yang
besar .
4.
Apabila
bawahan yang diperintah dalam buta huruf
Meskipun pemakaian perintah
lisan itu adalah terbatas, tetapi harus dinyatakan bahwa perintah lisan
mengandung beberapa sifat kebaikan sebagai berikut :
a. Tidak membutuhkan banyak waktu untuk mempersiapkannya.
b.Mempunyai kemungkinan untuk menjelaskan hal-hal yang kurang jelas.
c. Dapat dipergunakan kepada orang banyak.
Kekurangan yang utama dari
perintah lisan adalah bahwa dia tidak begitu dipersiapkan atau direncanakan.
Tambahan pula perintah lisan itu terlalu fleksibel.
Jenis kedua dari pemberian perintah
adalah yang berbentuk tertulis. Meskipun telah dinyatakan bahwa hampir tidak
ada penulis yang menolak pemakaian atau pengguanaan perintah lisan ,namun
pada umumnya mereka lebih condong untuk menganjurkan penggunaan perintah
tertulis.Kebaikan dari perintah tertulis adalah sebagai berikut :
a. Perintah
tertulis dapat mudah diperiksa guna memelihara kebenaran.
b. Adanya perintah tertulis menyebabkan orang yang menerima
perintah mengetahui benar tanggung jawabnya.
c. Perintah tertulis merupakan cara terbaik untuk menjamin
persamaan dan keserupaan pelaksanaan diseluruh unsur organisasi.(john Robert
beishline,op. cit,p.260)
Adapun keburukan dari perintah tertulis ,yakni memakan waktu, menelan
biaya dan mengandung infleksibilitas.
Adapun
perintah tertulis dapat diberikan dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Pada
pekerjaan yang ruwet, memerlukan keterangan detail, angka angka pasti yang
teliti.
b.
Bila pegawai yang diperintah berada ditempat lain.
c.
Jika pegawai yang diperintah memiliki keterbatasan dalam mengingat,atau pelupa.
d. Jika
tugas yang diperintah itu berlangsung dari suatu bagian ke bagian lain.
e.
Jika dalam pelaksanaan perintah itu, kesalahan yang terjadi dapat menimbulkan
akibat yang besar.
Pemberian perintah digolongkan
berdasarkan macam macam situasi maupun penerima perintah,sebagai berikut :
1. Jenis
demand, hendaknya dihindarkan,kecuali dalam keadaan darurat atau luar biasa.
Perintah semacam ini dapat memperoleh tindakan yang segera dari pada pegawai
yang luntur semangatnya.Dalam keadaan yang normal pemberian perintah semacam
ini hanya akan menimbulkan suasana yang tegang.
2.
Jenis request, sering diberikan dalam situasi kerja normal. Perintah semacam
ini akan lebih berhasil jika diberikan kepada pegawai-pegawai yang berpengalaman
atau kepada pegawai -pegawai yang mudah tersinggung.
3. Jenis
suggestion, kerapkali diberikan untuk mendorong timbulnya inisiatif, pula dalam
hal kita menghadapi pegawai-pegawai yang kompeten dan pegawai-pegawai yang
segera mau menerima tanggung jawab.
4.
Jenis volunter, sering diberikan untuk
tugas-tugas dimana pegawai-pegawai biasanya enggan untuk melaksanakannya
,misalnya tugas-tugas pada waktu pegawai sedang beristirahat.
6 . Prinsip-prinsip perintah
a. Perintah harus jelas
Salah satu kesalahan umum
dalam memberikan perintah ialah anggapan bahwa perintah yang diberikan sudah
cukup jelas. Ini karena perintah tidak diberikan secara teratur, diarikan
secara tergesa-gesa atau sambil lalu. Perintah pada umumnya adalah perintah
yang diberikan secara lisan.Perintahtertulis pada umumnya sudah dipersiapkan
lebih dahulu sehingga perintah yang demikian lebih jelas dari pada perintah
secara lisan.Banyaksekali kemungkinan belum begitu jelas bagi si penerima
perintah,hal ini disebabkan oleh kedua sebab utama ,yaitu :
· Kesukaran-kesukaran
dalam penggunaan kata kata yang berwayuh arti,dan
· Perhatian
yang setengah-setengah.
Karena syarat suatu pemberian perintah
harus jelas bagi penerima-perintah yang bersangkutan.suatu perintah adalah
jelas ,bilamanaperintah tersebut memenuhi lima elemen sebagi berikut :
1.
Mengapa, suatu perintah harus mengandung
pemberian alasan dari pengeluaran pertimbangan pertimbangan sendiri dan ini
dapat mengurangi salah paham dan keengganan untuk melaksanakannya.
2.
Siapa, perintah itu haruslah diberikan kepada orang
yang tepat mengingat pengalaman dan pengetahuan yang cakap dalam melaksanakan
tugas itu.
3.
Apa, perintah itu harus mengandung penjelasan
apa yang harus dilakukan dengan kata kata yang mudah dimengerti.
4.
Dimana, menuntut dari suatu perintah
pemberian penjelasan tentang dimana bahan bahan dan alat ditemukan
,dimana tugas harus dikerjakan.
5.
Bagaimana, menuntut penjelasan tentang segala
sesuatu yang menyangkut soal tugas yang diberikan itu sejelasnya sehingga
penerima perintah telah menerima fakta-fakta yang cukup untuk melaksanakan
tugas-tugas yang diserahkan kepadannya.
b. Perintah diberi satu persatu
Banyak kesalahan yang terjadi
apabila dalam praktiknya yaitu pemberian perintah yang terlalu banyak pada
suatu saat yang sama. Perintah yang terlalu banyak diberikan pada waktu yang
sama , memberikan kesan yang tidak baik bagi penerima perintah. Adalah lebih
tepat jika perintah diberikan satu persatu, bahkan walaupun perintah itu
mempunyai pertalian yang erat satu sama lain. Sehubungan dengan ini ,maka suatu
perintah janganlah terlalu detail,harus mengandung unsur fleksibilitas dengan
maksud agar inisiatif bawahan dapat dihidupkan.
c. Perintah
harus positif
Kesalahan yang sering terjadi
yaitu akibat dari pemberian perintah yang negatif. Memberikan perintah dengan
memulai kata” jangan” dapat menimbulkan salah pengertian bagi penerima
perintah tersebut. Dalam memberikan perintah ,sebaiknya tidak mempergunakan
perintah yang negatif. Sebab dengan memberikan perintah positif ,tegas, dan
jelas apa yang harus dikerjakan oleh bawahan.
d. Perintah
harus diberikan kepada orang yang tepat
Perintah haruslah diberikan
kepada orang yang mengingat pengetahuan dan pengalamannya sanggup melaksanakan
tugas itu. Sesungguhnya bukan saja tergantung kepada pengetahuan dan
pengalamannya, tetapi juga pada kecukupan waktu serta peralatan yang tersedia
untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kecukupan waktu harus dihubungkan kepada
tugas yang sudah diberikan sebelumnya. Unsur diman ‘siapa’ yang menerima
perintah adalah sangat menunjang hal ini ,karena unsur ini yang mendapat
tekanan,jadi suatu perintah harus diberikan kepada the right man.
e. Perintah
harus erat dengan motivasi
setelah orang bekerja pada
umumnyamendapatkan balas jasa yang bersifat material, tetapi bilamana motivai
hanya bersifat material saja, maka ada kecenderungan kendornya semangat kerja
petugas. Ketiga macam kebutuhan atau motivasi haruslah didapat oleh seorang
petugas agar ia mau mencurahkan tenaganya kepada pelaksanaan pekerjaannya.Dalam
memerintah bawahan ,perintah tidak akan efektif ,bila perintah itu tidak
dihubungkan dengan masalah pemberian motivasi.
f. Perintah
satu aspek berkomunikasi.
Perintah adalah salah satu
alat berkomunikasi dengan seorang pemimpin kepada bawahan. sebagai alat
berkomunikasi , maka pemimpin harus sanggup menyusun perintah sedemikian rupa
agar berkenan di hati bawahannya dan ia mau mengerjakannya.meskipun tugas
pemberian perintah adalah tugas atasan, namun perintah itu tidak boleh sewenang
wenang .perintah tidak boleh sekedar menunjukan kekuasaan saja, selain harus
berhubungan untuk merealisasi tujuan perusahaan , ia tidak boleh bertentangan
dengan norma kesusilaan dan kemanusiaan.
7 . Perintah satu aspek dari komunikasi
Dalam suatu pengarahan dalam fungsi manajemen, komunikasi
merupakan suatu hal yang sangat penting, karena komuniksi yang efektif
bagi para manajer adalah proses memulai mana fungsi-fungsi manajemen
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dapat dicapai. Selain
itu komunikasi adalah kegiatan untuk para manajer mengarahkan dan mencurahkan
sebagian besar proporsi waktunya.Proses komunikasi memungkinkan manajer untuk
melaksanakan tugas-tugas mereka. Dalam pengarahan mengharuskan manajer untuk
berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan kelompok dapat tercapai. Komunikasi
sebagai suatu proses dengan orang-orang bermaksud memberikan pengretian melalui
pengiringan berita secara simbolis dapat menghubungkan para anggota berbagai
satuan organisasi yang berbeda dan bidang yang berbeda pula.
Suatu komunikasi dapat
diberikan beberapa batasan. Salah satunya batasan umum dan seringkali berlaku
pada beberapa system organisasi adalah proses penyampaian informasi atau
pengertian dari pengiriman pesan kepada penerima dengan menggunakan tanda dan
simbol yang sama, baik yang bersifat oral maupun bukan oral (Siswanto,1998).
Dalam hubungannya dengan struktur organisasi dapat mengalir secara :
1. Sistem
Komunikasi Vertikal
Sistem ini terjadi dan berlangsung dari atas maupun
dari bawah. Komunikasi dari atas terjadi manakala manajer mengadakan komunikasi
dengan para bawahannya dari jenjang hierarki yang lebih tinggi kejenjang yang
lebih rendah dan sebaliknya.
2. Sistem
Komunikasi Vertikal
Komunikasi ini terjalin antarderpatemen, unit, dan
bagian dalam satu hierarki organisasi.
3. Sistem
Komunikasi Diagonal
Komunikasi ini sebenarnya merupakan jalur
komunikasi yang menggunakannya amat langka. Akan tetapi, dalam kondisi tertentu
sebenarnya amat penting, khususnya apabila para bawahantidak dapat
berkomunikasi secara efektif melalui media lainnya.
Ada 8 elemen penting menurut Stoner dan Wankel
(1986 : 501-504) tersebut meliputi :
a. Pengirim
(sender atau source)
b. Penyanding
(encoding)
c. Pesan
(message)
d. Saluran
(channel)
e. Penerima
(receiver)
f. Pengurai
sandi (decoding)
g. Gaduh
(noise)
h. Umpan
Balik (feedback)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian pengarahan adalah
fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan mengarahkan semua karyawan
agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efesien, agar terwujudnya
tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan
masyarakat .
Perintah adalah suatu
instruksi resmi dari seorang atasan kepada bawahan untuk mengerjakan atau untuk
tidak melakukan sesuatu,guna merealisasi tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan
suatu tugas ,hal utama yang harus diperhatikan adalah tujuan dari kegiatan itu.
Begitu pula dalam memberi perintah kepada bawahan ,tidak boleh sewenang-wenang,
Sambil lalu,atau iseng iseng. Memberi perintah kepada bawahan haruslah benar-benar
merealisasi tujuan perintah itu.Jenis pemberian perintah yaitu terdiri dari dua
yaitu tertulis dan tidak tertulis atau lisan.selain itu pula ada prinsip-prinsip
yang mengikutsertakan suatu pemberian perintah yaitu perintah harus
jelas,perintah diberi satu persatu,perintah harus positif, perintah harus
diberikan kepada orang yang tepat, perintah harus erat dengan motivasi,
perintah satu aspek komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
George R. Terry, 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen.
(edisi bahasa indonesia). PT. Bumi Aksara: Bandung
Handoko, T. Hani, 1986. Manajemen, BPEE Yogyakarta
Manullang,M .2001.dasar-dasar manajemen.Yogyakarta
: gadjah mada university press.
Refresensi-kepemimpinan.blogspot.com
Siswanto,
Dr. H.B.2005.Pengantar Manajemen.Jakarta : Bumi Aksara
Pace,
R.Wayne. Faules, Don F.2005.Komunikasi Organisasi. Bandung : Remaja Rosdakarya
Handoko,
T.Hani.2003.Pengantar Manajemen. Yogyakarta : BPFE
No comments:
Post a Comment